Dunia Baru Cerita Baru

Musim dingin kali ini sedikit berbeda. Dinginnya tak begitu menusuk tubuh. Bulan Desember sebagai penghujung tahun menyimpan satu cerita menarik penuh tawa. Siapa yang tahu, bahwasanya cahaya bintang masih terlihat mesti kabut tebal dikedinginan malam. Siapa yang tahu bahwasanya bunga masih bisa mekar diantara timbunan salju.

Dunia memang menarik. Dia menyimpan banyak kejutan disetiap likunya. Kali ini aku mencoba mencari duniaku yang baru. Dunia yang bisa menghilangkan rasa penatku. Sebuah tempat dimana aku bisa merasa nyaman dan bebas berekspresi. Aku ingin keluar sebentar dari jeruji gelap ini. Aku bosan dengan hal monoton yang selama ini aku punya.

Tersadar seorang teman memperkenalkan aku dengannya. Tempat yang mungkin saja tepat untukku. Awalnya aku sedikit tak yakin dengan ajakannya ini. Aku sedikit takut dan kurang percaya diri. Ini sungguh sangat baru untukku.

Lama berpikir, akhirnya aku putuskan untuk menerima ajakannya. Ada banyak pilihan kunci masuk saat itu. Aku pilih satu yang menurutku cocok denganku. Aku persiapkan segala keperluan dan aku kumpulkan rasa percaya diri di hatiku. Berharap aku bisa diterima dengan baik disana.

Berjalan mengikuti alur yang telah ada. Disetiap langkah aku berdoa agar aku sampai di akhir yang indah. Segala rintangan dan halangan aku lewati semaksimal mungkin. Masih dengan tekad yang kuat aku berjalan langkah demi langkah.

Dari kejauhan aku bisa melihatnya. Dunia penuh tawa yang bisa menghibur sepinya hariku. “Sedikit lagi, aku pasti bisa meraihnya,“ ucapku. Aku terus berjalan dan berjalan.

Sampailah aku di depan gerbang yang sangat besar. Di depannya ada tiga orang yang menunggu. Mereka terlihat baik dan ramah. Dengan senyum mereka menyambutku. Tetapi sayangnya tidak segampang itu aku bisa masuk kesana. Masing-masing mereka memberiku pertanyaan. Dengan pedenya aku jawab semua pertanyaan itu. Tetapi sayangnya aku harus menunggu selama dua puluh empat jam keputusan dari mereka.

Di depan gerbang itu aku menunggu. Tersadar matahari menyilaukan mata. Aku terbangun ternyata hari sudah siang. Aku mulai membuka mata dan terlihatlah sebuah kotak kecil warna warni. Diatasnya tertulis jelas namaku. Dengan penasaran aku membukanya. Ternyata itu adalah sebuah kunci emas pembuka gerbang.

Betapa bahagianya aku saat itu. Akhirnya setelah perjalanan panjang ini aku diterima untuk bergabung dengan mereka.

Perlahan aku mulai masuk kesana. Satu persatu aku bertemu dan menyapa penghuninya. Aku disambut baik. Mereka sungguh ramah dan penuh canda. Aku perkenalkan diriku dan begitu pula dengan mereka. “Selamat datang di tempat kami,“ ucap mereka kepadaku. „Semoga betah ya disini, tetap semangat!“ lanjut mereka.

Seketika aku merasa seperti ada hal baru yang mengagetkanku. Suara tawa selalu terdengar disana. Betapa beruntungnya aku bisa menjadi bagian dari mereka. Banyak sosok manusia yang aku temui disana. Lengkap dengan berbagai sifat dan karakter. Perlahan aku mulai akrab. Aku mulai banyak bercerita dan bercanda.

Dari kejauhan aku melihat sesosok pria yang terlihat biasa saja. Belum terlalu banyak bicara denganku. Sekali melihatnya malah membuatku penasaran dan ingin tahu lebih banyak.

Hari terus berganti. Sudah hampir dua minggu aku disana. Tapi rasanya sudah begitu dekat, walaupun belum dengan semuanya. Bagaimana kabarnya pria tadi? Kami sudah mulai bercerita banyak. Bercanda, tertawa dan saling menceritakan kisah masing-masing. Dia menarik, tapi ketertarikan ini membuatku sedikit takut. Apa jadinya nanti kalau perasaan ini melebihi batas wajar. Aku berharap ini hanya imajinasiku belaka. Mungkin ini karena aku yang masih baru dan menikmati semuanya. Yang jelas sekarang biarkan saja semuanya berlalu sebagaimana semestinya. Kita lihat saja bagaimana Dia mengaturnya.


No comments:

Post a Comment

Naik dan Turun Gunung Pilatus dengan Total Waktu 13 Jam

Sejak SMA aku suka "pergi ke alam". Entah itu pergi ke gunung, goa atau hanya sekadar menginap di hutan. Tergabung dalam ekskul ...