Semua Pasti Ada Hikmahnya

Kita punya mimpi, kita punya cita-cita dan setiap saat kita punya keinginan. Apakah kita menginginkan sesuatu yang buruk? Tentunya tidak. Semua yang kita inginkan pasti sesuatu yang indah, yang baik dan bermanfaat bagi kita. 
Disaat kita menginginkan sesuatu, hati ini terasa ingin sekali segera meraihnya. Hawa nafsu yang begitu kuat membuat kita selalu berangan-angan dan memikirkan segala cara agar mimpi kita menjadi nyata. Tapi ingatlah jangan sampai hawa nafsu menguasai kita, sampai-sampai kita melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama.
Disaat kita mengingkan sesuatu, kita pun mulai berencana bagaimana kita bisa menggapainya. Satu persatu ide bermuncuan. hal-hal indahpun sudah tergambar dan hasil yang memuaskan pun sudah di depan mata. Terbayang betapa mudahnya rencana berjalan, membuat kita semakin semangat. Tapi apakah memang semudah itu untuk mendapatkannya?
Untuk mendapatkan sesuatu memanglah tidak mudah. Banyak rintangan yang akan kita lalui. Jangan sampai rintangan tersebut menurunkan kadar semangat kita. Ingatlah rencana Allah lebih indah! Apapun yang terjadi, kita harus tetap semangat dan yakin kalau kita bisa melewatinya. Tapi bagaimana jika kita berada di posisi dimana kita terbentur di suatu masalah?
Jangan pernah mengangap itu masalah. Anggap itu sebagai batu loncatan untuk bisa meraih sesuatu yang lebih. Tetaplah berpikiran positif. Dibalik semua kejadian tersebut pasti Allah telah menyiapkan kado yang indah untuk kita. Awalnya mungkin benar kita kesal, kecewa dan sedih, bahkan mungkin marah dan emosian. Tetapi cobalah berhenti sejenak, tenangkan hati dan pikiran kita. Mulailah berpikiran positif.
Banyak hal yang telah saya alami. Saya tidak munafik, di awal saya memang merasakan kekecewaan, kesedihan dan mungkin kekesalan. Tapi saya mecoba tenang, yakin bahwa ada hal yang lebih baik yang telah menanti di depan. Hal itu memang terjadi, semua pasti ada hikmah dan alasannya. Kita harus selalu yakin bahwa Allah selalu bersama kita.
Dulu saya kecewa kenapa tidak langsung masuk studienkolleg, kenapa harus vorkurs dulu. Ternyata memang vorkurs itu lebih baik untuk saya saat itu. Di vorkurs saya lebih mendalami bahasa jerman sehingga di semester selanjutnya saya tidak kewalahan. Alhamdulillah saya tamat studienkolleg tepat waktu.
Saya juga pernah kecewa tentang pekerjaan. Sebenarnya pekerjaan itu sudah dapat. Tetapi di termin selanjutnya, si ibul bilang kalau dia tidak bisa mempekerjakan saya dengan alasan jadwal yang kurang sesuai. Saya sedih dan kecewa. Tapi kenapa hal itu bisa terjadi? Ternyata memang papa saya sebenarnya tidak mengizinkan saya untuk melakukan pekerjaan itu. Alhamdulilah saya tidak bekerja. Tidak menjadi anak durhaka dan membuat papa khawatir. Kalau saya tetap bekerja, pasti setiap saat papa akan khawatir dan memikirkan saya terus.
Baru-baru ini hal buruk juga terjadi. Disaat masalah lain belum selesai, masalah baru datang. Tanpa disengaja iPad saya terjatuh dan membuat layarnya berantakan tapi alhamdulillah masih bisa dipakai. Seperti biasa spontan saya kesal pada diri sendiri, sedih, kenapa bisa ceroboh seperti ini. Saya mencoba ikhlas dan alhamdulillah ternyata dulu saya membelinya ditambah dengan asuransi. Saya pergi ke toko dimana saya membeli iPad tersebut, alhamdulillah asuransinya masih berlaku dan ipad yang rusak diganti dengan iPad yang baru.
Jadi percayalah bahwa Allah menyiapkan hal-hal indah untuk kita dan semua yang terjadi pastilah yang terbaik untuk kita. Tetaplah taat terhadap perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Belum tentu apa yang kita inginkan itu adalah yang terbaik untuk kita. Bisa jadi hal yang kita anggap buruk sebenarnya adalah yang terbaik.

Kapanpun dan Diamanapun, Aku Belajar

Waktu memang cepat sekali berputar. Tak disangka sudah dua tahun aku hidup di benua biru ini, di jantung Eropa. Yaa dialah negara kedua ku, Jerman!!

Sedikit cerita kenapa aku bisa sampai disini? Why not?! Sejak kelas 1 SMA aku memang sudah tertarik untuk melanjutkan studi ke Jerman. Tapi dalam 2 tahun berikutnya, aku sudah tak tertarik lagi, aku ingin melanjutkannya ke pulau Jawa. Maih aja sih pengen merantau HAHA. Tapi di tahun ketiga SMA, aku mendapatkan info kembali tentang kuliah di Jerman. Tertarik dengan semua yang dipresentasikan oleh agen membuatku meneruskan info itu kepada kedua orangtuaku. Tak disangka mereka pun tertarik. Tetapi bukan berarti mereka langsung mengizinkan ku untuk kuliah disana. Dengan pemikiran yang matang, mencari info kesana kemari, akhirnya mereka memberi ku izin. Awalnya aku sempat degdegan, hatiku berkata " Hei... ini kan tanggung jawabnya besar banget, sendiri disana tanpa mereka, dan pastinya harus sukses dan membuat mereka bangga. Apa aku bisa?? Bahasanya kan bukan bahasa Indonesia lagi. Really?! ".

Berjuang sendirian di negeri ini, tanpa keluarga, memang tak seindah dan segampang yang dibayangkan. Aku berangkat kesini bersama teman-temanku. Awalnya kita tinggal di Achen, salah satu kota kecil di NRW. Ituloh kota dimana dulunya pak Habibie kuliah. Kita tinggal di apartment yang sama kurang lebih 6 bulan. Kita belajar bahasa di salah satu sekolah bahasa, berjuang untuk mendapatkan sertifikat bahasa. Yaa karena kita membutuhkan sertifikat itu untuk bisa belajar di Studienkolleg.

Studienkolleg apaan?! Studienkolleg ibaratnya seperti sekolah penyetaraan gitu. Jadi mahasiswa yang bukan dari Jerman harus mengikuti Studienkolleg dulu. Normalnya itu 2 semester.

Alhamdulillah aku bisa tamat Studienkolleg tepat 2 semester. Wow... how happy I am :) Gak nyangka, akhirnya bisa tamat juga. Percaya gak percaya sih awalnya haha. Setelah dapat ijazah, aku daftar ke 10 Universitas dan pada akhirnya aku memutuskan untuk kuliah di Universitas Augsburg. Yaa universitas ini berada di kota Augsburg (Bayern).

Apakah semuanya semudah itu sehingga aku bisa berkuliah disini? Nooo it's not easy :")

Banyak hal yang telah aku pelajari disini, dan mungkin jika aku tetap berada di Indonesia aku tidak bisa mendapatkannya.

Aku mengerti pentingnya keluarga. Aku menyesal dulunya tidak menghabiskan banyak waktu bersama adik-adik dan keluarga ku yang lain. Aku menyesal dan sedih, kenapa sih dulu aku tidak sering bermain bersama adik-adikku, kenapa sih aku sering berantem. Yaa memang sih yang namanya adik kakak, saudara, ada berantem-berantemnya. Tapi disini aku merindukan mereka. Gak ada lagi yang aku panggil-panggil, aku gak mendengar suara mereka lagi, teriakan mereka, tawa mereka bahkan tangisan mereka. Oh my god, I really miss them. Dulu aku malah sering nongkrong bareng teman-teman. Sekarang aku sadar bagaimana seharusnya aku "bermain" bersama waktu. Menghargai waktu, karena semua itu gak akan pernah terulang lagi. Aku paham tentang keluarga, tentang waktu dan tentang rindu.

Disini aku belajar untuk menjadi dewasa dan gak maja lagi. Ternyata selama ini aku bisa dibilang cewek manja. Disini aku mengatur dan mengurusnya sendiri. Mulai dari makan, belanja, masak, belajar, nyuci, dsb. Bayar semuanya sendiri dan mengatur keuangan sendiri. It's look like I life alone. Yap memang bener sih sendiri. Kalian mungkin gak bisa ngebayangin saat-saat dimana hal yang bisa kalian lakukan hanya berdoa, berharap pertolongan Allah. Dapat masalah satu per satu, kehabisan duit, kerja, perpanjang visa. Kayaknya gak mungkin banget bisa nyelesaiin semua masalah ini sendirian, apalagi semuanya datang di waktu yang bersamaan. Mau cerita ke siapa?? Orangtua? Mereka jauh, kita cuma bisa saling bercerita dan saling menyemangati. Teman? Masalah mereka juga tak jauh beda dari kita.

Disinilah, aku benar-benar merasa, semuanya hanya kepada Allah. Disini aku merasakan langsung bahwa Allah memang selalu ada. Aku lebih mendalami agama ku, ku ceritakan semuanya ke Allah. Alhamdulillah aku mendapatkan semuanya, jika itu bukan yang aku inginkan, aku menyadari hikmah dibalik itu dan mungkin itu memang bukan yang terbaik. Aku lebih berpikiran positif dan gak mudah menyerah. Yaa yuo must be a strong girl!!

Bgaimana sekarang? Apa semuanya baik-baik saja? Belum :) Tiap hari cari lowongan kerja, daftar kesana kemari, ikut interview. Itu semua demi sebuah pekerjaan dan pastinya punya alasan dan tujuan penting. Aku ingin berpenghasilan sendiri, yang nantinya aku bisa membiayai semuanya sendiri dan bisa mengirimkannya sedikit untuk orangtua ku. Aku sadar betapa sulitnya mendapatkan uang. Dulu tinggal minta ke mama papa, "Maa aku mau ini, Paa aku mau ini" . Gak dikasih? Nangis, ngambek, marah. Tapi disini aku sadar maa paa, gak seharusnya aku bersikap seperti itu. Maafkan aku :") Aku juga mendaftar untuk beasiswa, yang nantinya bisa aku tabung dan bisa membiayai sekolah adik-adikku. Aku ingin sekali meringankan beban kedua orangtuaku. Aku tak ingin cuma mereka yang merangkul semua ini.

Maa Paa, banyak hal yang aku pelajari disini, terlebih tentang hidup. Aku harus berhasil demi kalian dan adik-adik. Tak ingin semuanya sia-sia :")



Naik dan Turun Gunung Pilatus dengan Total Waktu 13 Jam

Sejak SMA aku suka "pergi ke alam". Entah itu pergi ke gunung, goa atau hanya sekadar menginap di hutan. Tergabung dalam ekskul ...